Pendahuluan & Latar Belakang Masalah
Azimuth Stern Drive (ASD) Tug merupakan kapal tunda dengan sistem propulsi yang dapat berputar 360 derajat. Teknologi ini memberikan keunggulan berupa olah gerak yang lincah, aman, efisien, serta tingkat kebisingan mesin yang rendah. Awalnya, ASD Tug digunakan di pelabuhan untuk membantu kegiatan berthing dan unberthing. Namun seiring perkembangan teknologi, kapal jenis ini juga dipakai di sektor offshore, ship to ship (STS), hingga anchor handling.
Meski memiliki banyak keunggulan, pengoperasian ASD Tug menuntut keterampilan khusus. Berdasarkan pengalaman di kapal ASD Jawar Faw, masalah yang sering muncul adalah kurangnya pemahaman perwira deck baru dalam mengendalikan kapal. Salah satu kejadian serius terjadi pada 04 November 2023 di Basrah Oil Terminal, Iraq. Saat membantu kapal VLCC bersandar, perwira deck melakukan kesalahan manuver sehingga kapal masuk ke dalam slop dan tiang utama mengalami kerusakan. Insiden ini memperlihatkan pentingnya peningkatan keterampilan dan familiarisasi bagi perwira deck dalam mengoperasikan sistem ASD.
Metode & Analisis
Penelitian ini dilakukan di kapal ASD Jawar Faw dengan metode deskriptif kualitatif berbasis observasi langsung. Data dikumpulkan melalui pengalaman operasional harian serta dokumentasi terkait kapal. Untuk mengidentifikasi akar masalah, digunakan pendekatan Root Cause Analysis (RCA) dengan teknik Fishbone Diagram (Ishikawa).
Analisis difokuskan pada empat faktor utama:
Man (SDM) – keterampilan, pengalaman, kedisiplinan perwira.
Machine (Mesin/Peralatan) – kondisi dan perawatan sistem ASD.
Method (Metode/Prosedur) – pelaksanaan prosedur kerja dan standar operasi.
Environment (Lingkungan) – faktor cuaca dan kondisi perairan.
Pendekatan ini membantu melihat bahwa masalah tidak hanya berasal dari manusia, tetapi juga terkait prosedur, peralatan, dan kondisi alam.
Hasil & Pembahasan
Berdasarkan pengamatan, insiden di Basrah Oil Terminal dipicu oleh beberapa hal yang saling terkait:
Faktor Man
Kurangnya pengalaman perwira deck dalam mengoperasikan ASD Tug menjadi penyebab utama. Perwira baru sering kali tidak familiar dengan karakteristik manuver ASD, terutama perbedaan antara operasi harbour towing dan offshore towing. Minimnya pelatihan membuat mereka cenderung panik dalam situasi kritis, sehingga pengambilan keputusan kurang tepat.Faktor Machine
Peralatan sistem ASD tidak mendapat perawatan sesuai jadwal Planned Maintenance System (PMS). Jadwal operasional kapal yang padat sering membuat perawatan ditunda, sehingga beberapa komponen, seperti hydraulic motor dan towing winch, mengalami kerusakan. Selain itu, pengadaan suku cadang dari perusahaan terkadang tidak sesuai standar sehingga mengurangi keandalan peralatan.Faktor Method
Prosedur pengoperasian ASD tidak dijalankan secara maksimal. Saat kejadian, perwira deck gagal menjaga posisi kapal tetap vertikal terhadap obyek yang ditunda. Kesalahan ini menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap prosedur standar yang seharusnya menjadi acuan dalam setiap operasi penundaan kapal.Faktor Environment
Kondisi alam di lokasi operasi, seperti angin kencang 20–25 knots dan gelombang setinggi 1 meter, turut mempersulit manuver. Selain itu, lingkungan perairan di sekitar terminal banyak mengandung kotoran atau benda terapung yang berpotensi tersedot ke baling-baling azimuth, menambah tantangan bagi perwira dalam menjaga stabilitas kapal.
Kombinasi faktor tersebut menyebabkan insiden kerusakan tiang utama dan hydraulic motor. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya biaya perbaikan, tetapi juga keterlambatan operasional kapal yang berdampak pada efisiensi perusahaan.
Kesimpulan
Kurangnya keterampilan perwira deck dalam mengoperasikan sistem Azimuth Stern Drive (ASD) Tug disebabkan oleh empat faktor utama: manusia, mesin, metode, dan lingkungan. Faktor manusia menjadi penyebab dominan, ditandai dengan minimnya pengalaman dan familiarisasi perwira terhadap sistem ASD. Faktor mesin terkait dengan kurangnya perawatan berkala, faktor metode menyangkut pengabaian prosedur standar, sedangkan faktor lingkungan berupa cuaca buruk dan kondisi perairan yang menantang.