Pendahuluan & Latar Belakang Masalah
Kapal adalah sarana vital dalam transportasi laut, terutama bagi negara maritim seperti Indonesia. Agar operasi kapal berjalan lancar, dibutuhkan hubungan kerja yang harmonis antar awak kapal. Awak kapal bukan hanya bekerja, tetapi juga tinggal bersama dalam ruang lingkup terbatas, sehingga komunikasi dan koordinasi sangat menentukan kinerja.
Berdasarkan pengalaman di MV. Yang Cheng 6, ditemukan beberapa masalah seperti perselisihan antara perwira deck dan juru mudi, serta perbedaan pendapat antar departemen. Insiden yang tercatat antara lain pertengkaran antara Kepala Kamar Mesin dan Mualim I (02 Maret 2023) serta keributan saat perawatan alat keselamatan (12 Agustus 2023). Hal ini membuktikan bahwa hubungan antar departemen di kapal masih kurang harmonis dan berpengaruh pada kelancaran operasional kapal.
Metode & Analisis
Penelitian dilakukan di MV. Yang Cheng 6 dengan metode deskriptif kualitatif berbasis observasi langsung. Data diambil dari pengalaman nyata penulis sebagai Nakhoda, ditambah dokumentasi operasional dan literatur pendukung.
Analisis menggunakan Root Cause Analysis (RCA) dengan Fishbone Diagram (Ishikawa), mencakup empat faktor:
Man (SDM): kepemimpinan, pengalaman, dan kedisiplinan awak kapal.
Machine (Peralatan): sarana komunikasi dan fasilitas kebersamaan di kapal.
Method (Metode/Prosedur): manajemen kerja dan pembagian tugas.
Environment (Lingkungan): kondisi kerja di kapal yang terbatas, konflik pribadi, serta suasana kerja kurang kondusif.
Hasil & Pembahasan
1. Faktor Man (SDM)
Mualim I kurang maksimal dalam membina harmonisasi awak kapal.
Kepemimpinan perwira deck lemah dalam mengelola komunikasi dengan juru mudi.
Perselisihan sering terjadi akibat gaya komunikasi yang kurang tepat.
2. Faktor Machine (Peralatan)
Sarana komunikasi kebersamaan di kapal minim.
Kurangnya fasilitas sosial menyebabkan awak kapal cepat jenuh dan mudah berselisih.
3. Faktor Method (Metode/Prosedur)
Manajemen kerja tidak terkoordinasi dengan baik.
Jadwal kerja sering tidak sesuai aturan MLC 2006, menimbulkan kelelahan.
Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas masih lemah.
4. Faktor Environment (Lingkungan)
Lingkungan kerja di kapal kurang kondusif karena ruang terbatas.
Konflik personal atau keluarga terbawa ke suasana kerja.
Kurangnya kegiatan kebersamaan menurunkan motivasi kerja.
Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis RCA, solusi yang ditawarkan antara lain:
Meningkatkan peran pimpinan (Mualim I & Kepala Kamar Mesin) dengan gaya kepemimpinan demokratis.
Memperbaiki manajemen kerja dan pembagian tugas secara konsisten sesuai aturan.
Meningkatkan komunikasi antar departemen melalui briefing rutin, safety meeting, dan pendekatan personal.
Menciptakan suasana kebersamaan dengan kegiatan sosial seperti olahraga bersama atau nonton bareng di ruang kru.
Kesimpulan
Masalah disharmoni antar departemen di kapal dipengaruhi oleh empat faktor utama: manusia, peralatan, metode, dan lingkungan. Faktor manusia menjadi penyebab dominan, terutama peran Mualim I yang kurang maksimal dalam membina hubungan harmonis.
📌 Dengan komunikasi yang baik, kepemimpinan demokratis, manajemen kerja terkoordinasi, serta suasana kerja kondusif, maka kelancaran operasional kapal dapat terjamin dan perselisihan antar awak kapal dapat diminimalkan.